LAGU UNTUK BELAJAR & UBAH SIKAP

Lagu adalah salah satu cara mengubah sikap orang lewat via emosi. Kata para ahli, namanya peripheral route._ Bukan _central route_ atau yang mengubah sikap via kognitif (dipikir, ditimbang, dianalisis dll).

Waktu menyanyi, terutama lagu gembira, ibu-ibu senang. Kalau dibuatkan lomba, ibu-ibu tambah senang. Kalau lombanya beradu suara dan juga gerak, bisa-bisa tambah senang lagi. Pada saat menyanyi dengan senang hati, tidak ada halangan berarti, pesan-pesan kesehatan bisa dengan mudah masuk begitu saja. Misalnya, saat menyanyi lagu MMS _(Micro Multiple nutrient Supplement)_ atau multi vitamin untuk ibu hamil, ibu-ibu hamil yang berkumpul senang-senang saja bernyanyi. Padahal mereka belum pernah mendengar apa itu MMS. Tapi tidak ada kecurigaan yang muncul. Wajah-wajah mereka mengatakan demikian.

Coba kalau dibuat ceramah penuh dengan konten ilmiah. Jangan-jangan ibu-ibu hamil curiga, _“Itu kan obat.” ; “Buatan pabrik itu. Pakai bahan kimia pasti.” “Jangan-jangan nanti…”_

Setelah senang hati, barulah ibu-ibu hamil diajak belajar. Ditanya-tanya dulu bukan diceramahi. _Menurut lagu yang tadi dinyanyikan, apa itu MMS? Apa kandungannya? Apa manfaatnya?  Bagaimana meminumnya?_ Dan lain sebagainya. Yang diharapkan menjawab tentu ibu-ibu hamil itu sendiri. Tapi kalau mereka geleng-geleng kepala, _clueless_, karena lagu tidak mengandung jawaban, komunikator boleh minta ijin untuk _jump in_ memberi penjelasan.

Aplikasi lagu bisa menekankan beragam pendekatan pembelajaran. Model repetisi agar hafal, misalnya orang-orang menyanyikan minimal 6x. Dengan memvisualisasi, membayangkan isi lagu. Dialog bersahut-sahutan. Gerak-gerak untuk meresapi perilaku dan menguatkan aspek komunitas, seperti film musikal.  Modifikasi untuk kreativitas dan lain sebagainya.

Dari sisi waktu, penggunaan lagu pun fleksibel. Di kelompok ibu-ibu, belajar dengan lagu bisa kelar dalam 20-30 menit. Bisa juga lebih singkat kalau waktu lebih terbatas. 10 menit atau bahkan 5 menit. Asal tahu cara buat dan taktiknya, lagu bisa jadi cara efektif. Enaknya lagi, cukup modal dengkul. Dengkul sendiri pula.

RR
Review by. Fivi Yanti, Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Madya Bidang Kesmas Dinkes Kulon Progo